BAB 12: THE MARKET OF BARGAINED FATES
BAB 12: THE MARKET OF BARGAINED FATES
“Tidak semua transaksi mendatangkan keberuntungan… beberapa mendatangkan kebenaran.”
DESKRIPSI: Oscar menghadapi godaan terbesarnya: membeli takdir baru dengan kenangan termanisnya di pasar dimensi tersembunyi.
PROLOG: "Di pasar interdimensi, takdir diperjualbelikan seperti komoditas. Namun, setiap kesepakatan manis memiliki harga yang tak terlihat..."
EPILOG: "Dan dengan menolak jalan pintas, Oscar menemukan penebusan sejati bukan dengan lari dari karma, melainkan dengan menerimanya."
"Kebahagiaan sejati tidak dapat dibeli dengan penderitaan orang lain."
📖 Main Story
BAB 12: THE MARKET OF BARGAINED FATES
Usai meninggalkan kedalaman filosofis Perpustakaan Mimpi, mereka tersesat di Pasar Antar Dimensi yang hiruk-pikuk tempat nasib, ingatan, dan bahkan karma diperjualbelikan sebagaikomoditas. Di sini, mereka bertemu Oscar yang sedang berusaha membeli takdir baru, dan mengetahui harga mengerikan yang harus dibayar: pengorbanan kenangan terindahnya Koridor Samsaraverse tiba-tiba berpendar dan berubah menjadi gang sempit penuh kios-kios aneh. Suara tawar-menawar dalam berbagai bahasa dimensi memenuhi udara, berbaur dengan wangi dupa asing dan gemerincing koin aneh. "Langkah kaki kita mengubah segalanya," bisik Rosi, waspada. "Tempat ini hanya muncul untuk mereka yang sedang berada di persimpangan jalan jiwa."
Di sekeliling mereka, para pedagang menawarkan barang-barang ajaib:
- Lampion Kenangan— berisi momen-momen bahagia dari kehidupan lain
- Jam Pasir Waktu— bisa mengulang detik-detik tertentu
- Kaca Mata Hati — melihat niat sejati orang lain
- Dan yang paling berharga: Koin Karma mata uang untuk membeli takdir baru
Di tengah keramaian, mereka melihat sosok familiar Oscar, kini berwujud lebih tenang dan jernih sebagai jiwa yang hampir mencapai pencerahan. Namun, dia sedang bersitegang dengan Sang Makelar Karma, makhluk bertopeng emas dengan senyum tak berkesudahan. memakai jubah merah. "Semua yang kau inginkan bisa kau miliki, Oscar," bujuk Sang Makelar dengan suara mendayu. "Kelahiran baru di keluarga kaya, kesehatan sempurna, bahkan cinta sejati. Berikan saja padaku... segenggam kenangan indahmu."Oscar terlihat bimbang. "Hanya... segenggam kenangan?"
"Yang paling berharga," sahut Makelar. "Momen dengan orang tuamu yang telah pergi, tawa masa kecilmu, perasaan jatuh cinta pertama." Preet, dengan sensornya yang tajam, segera menganalisis situasi. "Itu penipuan! Dia tidak memberimu nasib baru dia mencurinya dari jiwa lain yang tak bersalah!"Rosi mendesis marah. "Setiap 'nasib baik' yang dijual di sini diambil paksa dari dimensi lain. Kau akan bahagia dengan mengutuk orang lain!" Mr. David mencoba menasihati Oscar. "Dengarkan mereka, Oscar. Kau sudah datang jauh dalam perjalanan penebusanmu. Jangan jatuh ke dalam lubang yang sama keserakahan."Oscar memandang tangannya yang hampir transparan. "Aku sudah lelah, David. Lelah berjuang, lelah menebus dosa. Aku hanya ingin... istirahat yang damai."Shayla mendekat dengan lembut. "Tapi Oscar, lihatlah sekeliling. Jiwa-jiwa di sini mereka yang 'membeli' kebahagiaan matanya kosong. Mereka seperti boneka yang tersenyum."Sang Makelar menjadi tidak sabar. "Pilihan ada di tanganmu, Oscar. Kebahagiaan instan, atau perjuangan tanpa jaminan?"
Dalam keheningan yang mencekam, Oscar menutup matanya. Dia melihat kilasan:
- Pengorbanan Shayla yang menyelamatkannya dari siksaan abadi
- Kesabaran Mr. David yang mengajarinya tentang penyesalan
- Kepolosan Preet yang mempercayainya
"Dulu," kata Oscar perlahan, "aku akan mengambil tawaran itu tanpa pikir panjang. Tapi sekarang... aku mengerti. Kebahagiaan sejati tidak bisa dibeli dengan penderitaan orang lain."Alih-alih membeli nasib baru, Oscar justru melakukan sesuatu yang tak terduga. Dia mengambil sisa energi karma-nya cahaya emas yang merupakan inti dari penebusannya dan menyerahkannya pada Preet. "Gunakan ini," bisik Oscar. "Untuk membantu mereka yang seperti aku dulu tersesat dalam kemarahan dan penyesalan."Cahaya itu berpindah ke Preet, membuatnya bersinar lebih terang dari sebelumnya. "Tapi... kau akan menghilang, Oscar. "Bukan menghilang," bantah Oscar dengan senyum damai. "Tapi akhirnya... bebas."
Tubuhnya mulai memudar, berubah menjadi partikel cahaya yang menyebar ke seluruh dimensi.
Sang Makelar mendelik, kecewa. "Kalian merusak bisnisku! "Bukan bisnis," sahut Mr. David tegas. "Tapi penipuan. Dan kami tidak akan membiarkannya." Sebelum mereka melakukan sesuatu, seluruh pasar mulai bergetar. Jiwa-jiwa yang tadinya antri membeli nasib mulai tersadar, mata mereka kembali berbinar. "Kadang," bisik Shayla, "pelajaran terbesar datang dari mereka yang kita tolong."Rosi mendengkur puas. "Dia akhirnya menemukan penebusan sejati bukan dengan lari dari karma, tapi dengan menerimanya dan tetap memilih berbuat baik." Saat mereka meninggalkan pasar yang mulai runtuh, sebuah portal baru terbuka kali ini mengarah ke tempat yang sama sekali berbeda.
"Rasanya... seperti panggilan," gumam Preet, memegang dada dimana cahaya Oscar sekarang bersemayam.
Mr. David menganggung. "Seperti ada yang menunggu kita. Sesuatu... atau seseorang."Portal itu berwarna hijau berkilauan dengan pola geometris yang rumit. Dari dalamnya, terdengar suara gemerisik mekanis dan... tawa.
TO BE CONTINUED...